Ngadu, siswa ini malah diberi sangsi. Sempat lecehkan wartawan dan LSM.
Lahat,Kabarretorika.com-Guru seyogyanya menjadi orang tua bagi anak di lingkungan sekolah. Menjadi pengajar melindungi dan mendidik. Namun sebaliknya tidak dirasakan oleh A seorang siswa kelas 8 madrasa tsanawiyah negeri dilahat, lantaran mengadukan kenakalan temanya dikelas, siswa ini bukanya mendapat perhatian dan perlindungan, A malah diberi sangsi bahkan diancam akan dikeluarkan.Awalnya diketahui A sering di mintai uang oleh 4 teman dikelasnya, dan sering diperlakukan kasar oleh teman-temanya, lalu melaporkan kejadian itu kepada orangtuanya. Kemudia orang tua A mendatangi wali kelas kesekolah untuk menyampaikan kenakalan beberapa siswa disekolah tersebut yang dialami oleh anaknya.
Alih alih mendapat perhatian A malah dikenakan sangsi bahkan ibu A mengaku sempat di sambut dengan kata kasar oleh guru disekolah ini. A malah disuruh menulis pernyataan tidak akan mudah memberikan uang jika diminta oleh temannya, dan jika kembali memberikan uang akan dikeluarkan dari sekolah, itulah salah satu pernyataan dari tiga penyataan yang dibuat oleh A. D ibu A mengaku kecewa dengan tindakan pihak sekolah namun dirinya tidak berdaya, bahkan salah satu guru terang terangan menyalahkan A sebagai biang kenakalan ” badan anak aku tu kecik dari pada budak empat itu, kok malah anak aku yang disuruh buat pernyataan” tukasnya menyangkal tuduhan guru kepada wartawan.
Sambil mepraktekan D juga mengaku dihadapanya sang guru juga sempat menarik anaknya yang berpegangan kepinggangnya ketakutan karena dianggap bersalah “sini tegak disini yang tegap awak lalang lebay nian kau ni” tambahnya menirukan perlakukan yang didapatnya disekolah.Ada satu hal lagi yang selalu diingat D yang diucapkan walikelas A, kalo nak nyari kebenaran samo tuhan bu” dengan nada sinis tuturnya.
Tak sampai disitu usai didatangi orang tua kesekolah sang wali kelas sempat menyatakan bahwa kalau ada apa apa jangan mudah mengadu kepada orang tua, ” jangan seperti A, anak mami, makan disuapin mandi di dimandiin”ujar a menirukan sang guru, dan parahnya pernyataan itu menjadi ejekan teman sekelas kepada A.Erni juga pernanh mempersilahkan jika ada siswa yang akan mengadu kepada wartawan dan lsm karena hal itu bukanlah hal mudah lantaran untuk menghadirkan wartawan dan lsm perlu uang yang banyak.
D ibu A tidak mepemasalahkan kenakalan yang dialmi sang anak, kekecewaan D malah terhadap sikap sekolah yang dianggap tidak bijak, D juga sempat menghubungi kepala sekolah agar masalah sang anak dapat diselesaikan namun kepala sekolah juga tidak memberikan solusi bahkan terkesan tidak perduli. Bahkan sekolah mengungkit ungkit nilai beberapa pelajaran a yang dianggap tidak memenuhi ketuntasan.
Akhirnya D kini memindahkan sang anak kesekolah lain ” aku raso dak layak lagi ya anak aku sekolah disitu, klo memang anak aku bodoh seharusnyo sekolah yang tau solusiolnyo, kan selamo ini sudah aku serahken kesekolah itu untuk pendidikan anak aku”.
Erni yusnita sag saat dikonfirmasi terkait keterangan A menyangkal semua tuduhan dan menganggap semua tuduhan itu adalah bohong. Tidak memberikan keterangan yang panjang erni hanya menggelengkan kepala saat ditanya terkait laporan itu. Sementara Jakio spdi wakakur menambahkan hal seperti itu adalah salah satu tantangan guru “memang jika ada masalah harap diaelesaikan kedua belah pihak” tutupnya.(Agustoni)